Koneksi Antar Materi – Modul 1.4

Keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3.

Oleh:

CGP: Qorindo Mulia Permana

Fasilitator: Hj. Warsih

Pengajar Praktik: Sholehatun Nupus

Budaya positif merupakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, nyaman, dan membantu siswa tumbuh dan berkembang. Budaya positif dapat diciptakan dengan menerapkan konsep-konsep dasar seperti Disiplin Positif, Nilai-nilai Kebajikan Universal, Motivasi, Restitusi, Keyakinan Kelas, dan posisi kontrol guru.

Modul budaya positif ini saling berkaitan dengan materi sebelumnya dimana dalam menuntun peserta didik tentu juga diperlukan penerapan budaya positif dalam lingkungan kelas dan sekolah. Sebagaimana yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks Pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat, yaitu disiplin diri yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak bisa mendisiplinkan diri sendiri, maka kita butuh orang lain atau pihak luar untuk menjadi motivasi eksternal. Dengan kata lain, mereka yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal.

Pada modul budaya positif dipelajari nilai-nilai kebajikan universal yang juga telah diperkenalkan di modul 1.2 terkait nilai-nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-nilai kebajikan itu sebagaimana yang kita kenal dengan profil pelajar Pancasila, yaitu Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, Bergotong royong, dan Kreatif. Diharapkan nilai-nilai kebajikan inilah yang akan menjadi nilai-nilai karakter para murid kita. Nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan dalam sebuah visi yang telah dipelajari dalam modul sebelumnya terkait visi guru penggerak. Visi guru penggerak yang berpihak pada murid tentunya menjadi sebuah visi untuk setiap guru mewujudkan perubahan ke arah lebih baik dengan dorongan pendekatan budaya positif.

Yang menarik untuk saya dan di luar dugaan ternyata disiplin positif bukan sekedar hukuman tetapi juga penguatan positif. Motivasi menunjukkan bahwa manusia mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi dan motivasi manusia dipengaruhi oleh kebutuhan dasar tersebut. Posisi kontrol adalah cara yang efektif untuk mengajarkan tanggung jawab dan disiplin siswa. Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah

Terjadi perubahan pemikiran saya. Saya menyadari bahwa menciptakan budaya positif dapat dilakukan dengan membangun hubungan positif dengan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan aman, serta memberikan penguatan positif.

Pengalaman yang pernah saya alami dalam menerapkan konsep-konsep inti modul budaya positif dalam pembelajaran saya yaitu saya mulai menerapkan posisi kontrol saya sebagai manajer dan menerapkan segitiga restitusi ketika siswa melakukan kesalahan. Saya berbicara dengan siswa tersebut untuk memahami apa yang terjadi dan bagaimana siswa tersebut dapat memperbaiki kesalahannya. Saya juga memberikan dorongan positif kepada siswa ketika mereka memperbaiki kesalahan.

Berdasarkan pengalaman saya, saya merasa sangat senang dalam menerapkan konsep-konsep inti modul Budaya Positif. Saya bisa melakukan pendekatan positif kepada siswa tanpaharus menghakimi siswa sehingga siswa merasa nyaman dan bisa membangun motivasi intrinsic dalam memperbaiki tindakannya.

Sebelum mempelajari modul ini, posisi kontrol yang paling sering saya gunakan yaitu pembuat merasa bersalah. Menurut saya, mengatakan sesuatu yang membuat siswa merasa bersalah adalah cara yang efektif untuk mengendalikan perilakunya.

Setelah mempelajari modul ini, saya mulai menggunakan posisi control yang mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri yaitu posisi control manajer. Posisi control ini dapat membantu siswa belajar dan berkembang.

Sebelum mempelajari modul ini, saya belum pernah menerapkan segitiga restitusi. Setelah mempelajari modul ini, saya mulai menerapkan segitiga restitusi ketika siswa melakukan kesalahan. Saya berbicara dengan siswa untuk memahami apa yang terjadi dan bagaimana siswa dapat memperbaiki kesalahannya. Saya juga memberikan dorongan positif kepada siswa ketika mereka memperbaiki kesalahan. Saya percaya bahwa segitiga restitusi adalah cara yang efektif untuk mengajarkan siswa tanggung jawab dan disiplin, sehingga memperkuat keyakinan kelas yang telah disepakati bersama

Selain konsep-konsep yang terdapat dalam modul Budaya Positif, untuk mendukung itu maka menurut saya penting untuk mempelajari keterampilan komunikasi, manajemen kelas, dan keterampilan manajemen konflik untuk menciptakan budaya positif baik di  kelas maupun di lingkungan sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *