Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Nama CGP      : Wawan Mulyana, S.Pd

Fasilitator        : Christini Pudji Bintari, M.Pd

PP                    : Usep Saepul Anwar, S.Pd

Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya, dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan juga akan lebih jelas

Di institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Dalam Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dan keputusan yang diambil dapat di pertanggungjawabkan, maka dari itu 4 Paradigma, 3 Konsef dan 9 Langkah Pengujian wajib di ketahui dan di pahami oleh seluruh tenaga Pendidik dan Kependidikan yang ada dilingkungan ekosistem sekolah itu.

Untuk penerapan dan pentransferan ilmu/pengetahuan mengenai Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran disekolah,  yakni SMP Negeri 1 Banjarsari Kabupaten Lebak Provinsi Banten, segera akan dilaksanakan, dengan terbentuknya Komunitas Praktisi di lingkungan sekolah, hal ini tentu saja sangat mempermudah untuk berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan dari masing masing anggota komunitas praktisi. Program Anggota Komunitas Praktisi yang ada di SMP Negeri 1 Banjarsari di Prakarsai oleh 2 Orang Calon Guru Penggerak, dan didukung penuh oleh stekholder selaku pemangku kebijakan yakni Kepala Sekolah, dalam pelaksanaan proses pentransferan ilmu atau keterampilan diberinama  “ Ngumpul Bareng bari Ngopi Santai” dan ide ini dicetuskan serta dipatenkan dalam program oleh Kepala Sekolah.

Kegiatan rutinitas dari Komunitas Praktisi dilakukan pada setiap akhir bulan, sambal merfiew dan crosscek pembelajaran selama satu bulan berjalan, hasil dari pelatihan di Calon guru Penggerak selalu di sajikan dan ditransfer kepada seluruh Anggota Komunitas di SMP Negeri 1 Banjarsari.

Langkah awal yang akan ditempuh atau dilakukan dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, yakn menggunakan 4 Paradigma, 3 Konsef dan 9 Langkah Pengujian , dengan langka langkah yang akan ditempuh ;

  1. Apa keputusan yang akan di ambil ?
  2. Prinsip mana yang  akan digunakan, dan mengapa?

Individu lawan masyarakat (individual vs community), Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term), Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll.

  1. Terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang ada.
    1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  4. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
  5. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

(Kepala Sekolah ?, Guru ? Orangtua siswa ? Siswa ? atau bisa siapa saja yang terlibat

  1. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

Carilah fakta fakta / bukti yang mendukung tentang situasi tersebut, Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu

  1. Lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  2. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

Jika Ada / Jika Tidak Ada, alasannya ?

  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

Jika Ada / Jika Tidak Ada, alasannya ?

  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

Jika Ada / Jika Tidak Ada, alasannya ?

  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Jika Ya / Jika Tidak, alasannya ?

  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Apakah sama dengan keputusan anda sendiri atau tidak, mengapa ?

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Apakah :

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community),
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy),
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty),
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term),
  1. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai
  2. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  4. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
  5. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Jika Ada apa alasannya ?

  1. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
  2. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Sebagai pemimpin pembelajaran guru harus bisa berperan sebagai coach bagi dirinya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan terbaik.

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self-management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills).

Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan, dan konsekuensi yang ada. Adapun rencana pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan mulai diterapkan, di akhir bulan setelah semua elemen pendidik dan tenakaga kependidikan memahami tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dan yang akan menjadi pendamping dalam pengambilan keputusan ini adalah wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *