PEMBELAJARAN JARAK JAUH DARING YANG MENYENANGKAN DAN BERPIHAK PADA SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SMPN 1 BANJARSARI KABUPATEN LEBAK

Oleh

Henhen Herdiana, S.Pd

Calon Guru Penggerak Kabupaten Lebak

A. LATAR BELAKANG

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah usaha untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.  Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh

para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Guru harus menyadari bahwa anak-anak tidak bisa disamaratakan. Setiap anak memiliki kodrat atau keunikannya masing-masing. Setiap anak memiliki potensi, minat, dan bakatnya masing-masing. Guru harus bisa menghadirkan metode, strategi dan media yang sesuai sesuai dengan minat, bakat, dan potensi anak-anak. Anak-anak juga diberikan kebebasan untuk memilih strategi belajar sesuai keinginan dan minatnya, sehingga pembelajaran akan berpihak pada siswa dan menyenangkan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa diharapkan pembelajaran bisa lebih bermakna dan dapat membentuk anak-anak yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Proses pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 di SMPN 1 Banjarsari Kabupaten Lebak sesuai dengan kebijakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh secara daring dan luring sesuai dengan kondisi siswa. Pembelajaran jarak jauh secara daring dilakukan bagi siswa yang memiliki fasilitas dan akses internet di rumahnya dan memiliki gawai, dilaksanakan melalui aplikasi whatsApp, Google classroom, Google meet, Grup Facebook dan Telegram. Sedangkan pembelajaran jarak jauh secara luring dilakukan bagi siswa yang memiliki keterbatasan fasilitas dan akses internet dirumahnya dan tidak memiliki gawai, dilaksanakan dengan cara guru berkunjung ke rumah siswa juga dengan cara mendatangkan siswa ke sekolah secara bergiliran dan terjadwal untuk mengambil materi dan tugas aktivitas pembelajaran dirumah.

Pembelajaran Jarak Jauh secara daring tentunya berbeda  dengan pembelajaran tatap muka di kelas,  karena yang biasanya siswa belajar secara tatap muka bertemu dengan guru dan teman-temannya, dapat bermain dengan teman-temannya, berganti menjadi pembelajaran dari rumah melalui gawai tanpa bisa bertemu dan bermain dengan teman-temannya secara langsung, hal ini membuat para siswa bosan dalam menjalani proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini diperlukan strategi, metode, cara kreatif yang dilakukan oleh guru di dalam merancang pembelajarannya agar para siswa tidak bosan dan mengalami kejenuhan di dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa khusnya pada pembelajaran secara daring tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya dengan cara melakukan asessmen diagnostik awal. Dengan melakukan ini maka guru akan mudah dapat merancang pembelajaran sesuai yang dibutuhkan siswa.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.

  1. Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, sehingga materi yang mereka pelajari akan menjadi lebih bermakna.
  2. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

C. DESKRIPSI AKSI NYATA

Untuk dapat merancang pembelajaran daring yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui profil siswanya yaitu dengan melakukan asessmen diagnostik nonkognitif awal. Dengan melakukan assesmen diagnostik nonkognitif awal, maka guru dapat dengan mudah merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Adapun untuk melakukan assesmen ini penulis menggunakan google form. Berikut bentuk assesmen diagnostik nonkognitif awal yang penulis susun.

Hasil diagnostik awal dari siswa menunjukkan, kebanyakan anak sulit memahami materi yang diberikan, belajar kurang menyenangkan, membosankan dan menjenuhkan, harus ada penjelasan dari guru serta menginginkan belajar tatap muka. Selain itu ada juga siswa yang menginginkan pembelajaran yang diselilingi dengan game dan kuis. Dari hasil diagnostik awal juga dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang mudah bagi kebanyakan siswa untuk pembelajaran adalah urutan pertama whatsApp, kedua classroom, ketiga google meet, keempat gmail belajar.id dan yang kelima Telegram.

Berdasarkan hasil assesmen diagnostik nonkognitif awal tersebut, penulis merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu sebagai berikut:

  • Pembelajaran yang dirancang menggunakan beberapa aplikasi yaitu aplikasi WhatsApp, Google Classroom, Google Meet, Gmail belajar.id dan Telegram, siswa dibebaskan untuk memilih aplikasi sesuai kemudahan dan kesukaannya.
  • Membagikan video pembelajaran pada aplikasi-aplikasi pembelajaran tersebut di atas sebagai penjelasan dari materi yang diberikan dalam bentuk tulisan (Pdf).
  • Memanfaatkan fasilitas pesan suara pada whatsApp dan aplikasi lainnya untuk menjelaskan materi dan berdiskusi dengan siswa.
  • Melaksanakan pembelajaran tatap muka tidak langsung melalui aplikasi google meet.
  • Memberikan tugas berbasis aktivitas yang bisa dilaksanakan di rumah.
  • Memberikan game-game serta kuis saat melaksanakan pembelajaran, seperti media game (wordwall) dan juga media kuis (quizziz).

D. HASIL AKSI NYATA

Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.

  1. Guru mengetahui profil siswa-nya mulai dari pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan, apa yang membuat mereka senang belajar, bentuk tugas seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana kondisi mereka untuk belajar daring. Profil yang diperoleh tersebut dapat dijadikan guru sebagai modal untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa.
  2. Guru dapat berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran yang mereka laksanakan, tidak hanya mengkhususkan hanya pada satu aplikasi pembelajaran saja tetapi berbagai aplikasi yang disesuaikan dengan kemudahan dan minat siswa. seperti pemanfaatan fitur-fitur pada aplikasi whatsApp dan aplikasi lainnya, pemanfaatan google meet, pemanfaatan aplikasi game dan kuis. Dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akan lebih variatif dan tidak membosankan bagi siswa.
  3. Siswa menikmati proses pembelajaran yang mereka ikuti, tidak bosan, menyenangkan, dan tentunya bermakna.
  4. Siswa dapat menyampaikan pendapatnya terkait cara belajar seperti apa yang mereka inginkan dan bentuk tugas yang seperti apa yang mereka inginkan melalui pelaksanaan asessmen diagnostik awal.
  5. Siswa selalu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. 

Berikut beberapa testimoni siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa.

Maura Maulidya Saepulloh – Kelas VIIC – Dengan adanya game-game  belajarnya jadi lebih menarik, lebih menyenangkan.

Kezza Nur Lutfiah – Kelas VIIB – Kan kalo game pasti berlomba-lomba buat dapet  peringkat pertama, menyenangkan sekaligus mendidik pak.

Hotmarida – Kelas VIIB – Belajar daring melalui VICON dan ada GAME menjadi lebih mudah.

Icha Junita – Kelas VIIG – Belajar daring yang ada VICON dan GAME  bagus pak, bisa bermain sambil belajar.

M. Bani Furqon – Kelas VIIB – Pembelajaran menjadi asik dan seru.

Bintang Dewi Amarta – Kelas VIIA – Pembelajaran yang ada VICON dan GAME  menjadi sangat mudah dan seru banget.

Citra Lestari – Kelas VIIF – Menurut saya belajar daring seru banget apalagi ada VICON dan GAME nya jadi belajar jadi lebih seru dan sambil santai

E. REFLEKSI AKSI NYATA

Setelah melaksanakan aksi nyata saya sebagai guru baru menyadari bagaimana seharusnya memperlakukan anak dalam proses pembelajaran. Apa yang sebelumnya sudah sangat baik menurut guru belum tentu sesuai dengan harapan siswanya. Guru harus selalu memperhatikan setiap individu siswanya, mengetahui profil siswanya, dan merancang pembelajaran yang sesuai kondisi dan harapan siswanya bukan yang baik menurut gurunya.

Adapun kendala yang dialami selama pelaksanaan aksi nyata yaitu masih ada beberapa siswa yang belum bisa terlibat dalam proses pembelajaran dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang mereka miliki. Seperti fasilitas HP yang belum memadai, sinyal internet yang tidak stabil, paket data yang tidak ada.

F. RENCANA PERBAIKAN

Apa yang sudah baik yang penulis lakukan selama pelaksanaan aksi nyata ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten walaupun pembelajaran jarak jauh sudah tidak dilakukan lagi, pembelajaran secara daring akan tetap dilakukan sebagi suplemen atau tambahan bagi pembelajaran tatap muka. Selain itu penulis juga akan meminta masukan dari rekan-rekan guru yang lain untuk perbaikan terhadap hal-hal yang masih kurang dari pelaksanaan aksi nyata ini. Kedepannya penulis akan mengajak rekan-rekan guru yang lain untuk melakukan cara-cara yang seperti penulis lakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa.

G. DOKUMENTASI KEGIATAN

Berikut beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata “Pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa”.

1. Respon Hasil Asessmen Diagnostik Awal

2. Merancang Media Pembelajaran

3. Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan dan Berpihak Pada Siswa

4. Hasil dari Aktivitas Pembelajaran Siswa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *